Mahasiswa lekat dengan branding penuh semangat, kritis, dan banyak ingin tahu. Namun, banyak mahasiswa dihadapkan dengan burnout karena terlalu bersemangat meladeni keingin tahuannya. Artikel ini akan membahas apa itu burnout, tanda-tada, dan bagaimana mengatasinya.
Apa itu burnout pada mahasiswa?
Burnout yang terjadi pada mahasiswa adalah kondisi kelelahan mental, emosional, dan fisik yang intens. Penyebab burnout pada mahasiswa, biasanya karena stres akademik berkepanjangan dan tuntutan berlebihan termasuk padatnya aktivitas. Ini bukan hanya rasa lelah biasa, melainkan kondisi yang dapat berdampak serius pada kesehatan, performa akademik, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Tanda-tanda burnout
Perlu diketahui, burnout tidak terjadi dalam semalam. Jika menemui tanda-tanda berikut, bisa jadi kita sedang mengalami burnout:
- Kelelahan Kronis: Merasa lelah terus-menerus, bahkan setelah beristirahat cukup.
- Penurunan Motivasi: Kehilangan antusiasme terhadap studi atau aktivitas yang dulunya menyenangkan.
- Penurunan Performa Akademik: Nilai menurun, sulit berkonsentrasi, atau sering lupa deadline.
- Perubahan Pola Tidur: Insomnia atau sebaliknya, tidur berlebihan.
- Gejala Fisik: Sakit kepala sering, gangguan pencernaan, atau penurunan imunitas.
- Isolasi Sosial: Menarik diri dari teman, keluarga, atau aktivitas sosial.
- Perasaan Overwhelmed: Merasa kewalahan dengan tugas-tugas yang dulunya bisa ditangani.
Baca juga: Selamat Untuk 4 Pimpinan Baru DPRD Kabupaten Pasuruan Yang Baru Di Lantik
Penyebab burnout
Lalu, apa saja yang bisa menyebabkan kita mengalami burnout?
Burnout pada mahasiswa bisa disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
- Beban Akademik Berlebihan: Terlalu banyak SKS, tugas yang menumpuk, atau standar nilai yang terlalu tinggi.
- Ketidakseimbangan Hidup: Fokus berlebihan pada studi tanpa waktu untuk istirahat dan rekreasi.
- Tidak dapat mengukur porsi: terkadang mahasiswa terlalu bersemangat dalam beraktivitas sehingga tidak mempertimbangkan kemampuan diri.
- Masalah Finansial: Stres karena biaya kuliah atau kebutuhan bekerja paruh waktu.
- Kekhawatiran berlebih: Kekhawatiran tentang karir, prospek kerja, dan hal-hal yang berhubungan atau menunjang akademik.
- Kurangnya Dukungan: Merasa tidak memiliki sistem pendukung yang memadai.
- Faktor eksternal: bisa jadi masalah percintaan atau pertemanan masa kuliah.
Bagaimana mengatasi burnout?
1. Kenali dan akui:
Langkah pertama ketika merasakan gejala burnout adalah mengakui bahwa diri kita sedang mengalami burnout. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan langkah berani menuju pemulihan.
2. Atur ulang prioritas:
Masa perkuliahan atau ketika kita menjadi mahasiswa, merupakan masa yang menggebu-gebu. Terkadang, hal itu membuat kita terlalu banyak mengikuti kegiatan seperti organisasi, kepanitiaan, atau kegiatan sukarelawan. Perlu kita ketahui, kita harus mengerti kemampuan diri, jika sudah mengalami gejala burnout, kita perlu menata ulang skala prioritas kita dan fokus pada skala prioritas. Terakhir, berani menolak ataupun mengurangi hal-hal di luar skala prioritas.
3. Ciptakan Batasan:
Seringkali, sebagai mahasiswa kita terlalu khawatir dan takut yang akhirnya merelakan waktu istirahat kita untuk belajar. Atau malah kita sering menunda, sehingga waktu istirahat terpakai untuk belajar. Tidak salah memberi ruang diri untuk beristirahat dan hiburan, namun kita perlu ciptakan batasan agar antara istirahat, menghibur diri, dan mengerjakan prioritas bisa berjalan seimbang.
4. Praktikkan Self-care:
Salah satu hak tubuh adalah mndapatkan perawatan, bisa melalui istirahat, olahraga, atau kegiatan lainnya yang dapat memenuhi hak jasmani tubuh. Di sela kegiatan studi, mahasiswa butuh kegiatan sejenis agar tetap menjaga kestabilan jasmani dan rohani.
5. Bangun Koneksi:
Dukungan sangat diperlukan utamanya ketika menjalani hari berat pada masa burnout. Maka sebagai mahasiswa, kita harus mencari relasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjaga kestabilan mental kita.
6. Teknik Manajemen Stres:
Ternyata, kita bisa memanajemeni stres loh! Banyak teknik meditasi atau yoga yang bisa kita terapkan dan cari melalui internet. Satu dua kali kedua hal ini kita butuhkan agar tubuh kita bisa lebih rileks dan berdampak pada kesehatan mental kita.
Baca juga: Proyek Pembangunan SDN 2 Somawangi kecamatan Mandiraja kabupaten Banjarnegara Abaikan Keselamatan Pekerja
Kesimpulan
Burnout pada mahasiswa tidak dapat kita anggap remeh karena berdampak pada keseharian yang juga memengaruhi kualitas belajar mahasiswa. Penyebab burnout ada banyak hal salah satunya ketika mahasiswa kurang mengukur kemampuan sehingga terlalu banyak hal yang diikuti. Untuk itu, ketika lita sudah tidak dapat menjalani hari dengan bagaimana biasanya, ada baiknya kita mengatur ulang kegiatan kita, memilah, dan menjalani kegiatan sesuai porsinya. Tentu tidak lupa istirahat dan menghibur diri.